Tak ada satu agama pun yang berkembang di muka bumi ini yang dalam sejarahnya tak terbelah. Islam, walaupun suatu agama samawi tak luput dari takdir ini. Kristen terbelah menjadi Katolikisme dan Protestanisme, Hindu terbelah menjadi Waishnawa dan Syaiwa, Budhisme terbelah menjadi Mahayana dan Hinayana, dan Islam terbelah menjadi Sunni dan Syi'ah.
Kalau dianalisa, maka akan tampak bahwa bagaimanapun murninya sumber suatu agama, pemahaman dan penghayatannya tak lepas dari keterbatasan fitrah manusia dalam menerimanya. Keterbelahan Sunni-Syi'ah adalah bukti gamblang tentang hal itu. Memang penganut satu belahan yang ekstrim akan mengaku bahwa kalangannyalah yang benar dan menganggap yang lain sebagai sesat dan musuh. Tetapi dalam sejarah, ekstrimitas ini bukanlah sesuatu yang mendominasi.
Walaupun demikian, kecurigaan kalangan Sunni terhadap Syi'ah dan sebaliknya tampaknya tak berkurang dan mungkin takkan pernah berkurang di masa depan. Soalnya dasar dari keterbelahan tersebut adalah emosionalisme. Kecintaan yang besar kalangan Syi'ah terhadap Ahlul-Bait mempunyai pasangan berupa kehormatan yang luar biasa di kalangan Sunni terhadap para shahabat Rasulullah. Perbedaan sentimentalitas ini telah menyebabkan perbedaan mendasar dalam penentuan sumber hukum sekunder Islam yaitu Hadits.
Para pembaca yang berpikir dewasa akan segera bisa melepaskan diri dari nada emosional. Buku ini untuk mencari obyektivitas mengenai skisma Sunni-Syi'ah yang berkepanjangan ini. Mudah-mudahan buku ini menyadarkan kita bahwa untuk dialog diperlukan adanya kesamaan dasar pemikiran dan kesamaan ini tampaknya sulit dicari di bidang aqidah Sunni dan Syi'ah. Kita memerlukan dasar lain untuk berdialog.
Anda bisa mengunduh melalui link berikut: Download e-Book
File Name: Sunni Yang Sunni
File Type: PDF
File Size: 1,1 MB
******
No comments:
Post a Comment